Picture
Waktu menunjukkan pukul 23.49, dan hasil garapanku belum ku unggah ke email panitia YLS’11, rasa takut, panik, minderpun datang menyerangku, takut karena akan menjadi salah seorang pemuda Indonesia yang akan merubah Indonesia kelak, takut karena berpikir mungkin hanya aku yang dari FKM “Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP”, atau malah lebih dikenal dengan Fakultas Kebanyakan Muslimah, Fakultas Kekurangan Man (Cowo), atau Fakultas Korban Mesin. Tak apa orang menyebutku apa, tapi aku bangga karena aku akan merubah pandangan orang terhadapku.

Tepat jam 12 kurang 3 menit, aku masih saja merenungi keadaanku, siapa aku, apa alasanku, apa juga basicku, mungkin akan menjadi bahan tertawaan nantinya, seorang calon SKM ko malah terjun di bidang kaya beginian, seharusnya kan jadi penyuluh di desa-desa, haha…. biarlah mereka akan menertawakanku, memang ayahku seorang penyuluh BKKBN di kabupaten tempat tinggalku, tapi aku g akan mau menjadi penyuluh setingkat dengan ayahku, mengapa? karena aku g mau membuang-buang waktu dan tenagaku untuk bernasib sama seperti orang tuaku, minimal aku harus setingkat lebih tinggi dari mereka. Oke kita sudahi dulu motivasiku untuk ikut acara ini. Dengan mengucap basmalah, ku kirim email berisi lampiran artikelku yang masih carut-marut, yang penting bismillah dulu, urusan di terima atau tidaknya bukan aku yang menentukan. Allah SWT lah yang sangat berhak menentukannya.

Seminggu sudah aku menanti penantianku akan balasan email maupun sms dari pihak sana. Aku pikir g akan lolos dengan pertimbangan hasil essayku ini. Tak apa yang penting aku sudah mencoba dan g akan terbebani dengan pikiran “KENAPA AKU g MENCOBA DULU?”. Satu impian mungkin sudah lewat, tapi perjuangan untuk menggapai impian adalah proses menuju pendewasaanku nantinya.

Pikiran menunggu konfirmasi dari panitia YLS’11 usai sudah di dalam benakku, kehidupanku mulai normal lagi, maen sana sini bareng temen-temen Pondok Pesantren, liat Bioskop, maen PS, ataupun maen futsall. Malam itu kebetulan posisi di warung makan bebek goreng di depan UNESA Surabaya, lumayan lah selain menghadiri undangan seseorang dapat makan gratis pula, haha, pikiran mahasiswa di seantero Nusantara pasti sama, apalagi undangan makan gratisan. Seperti biasa nunggu makanan dihidangkan, aku otak atik HP dengan membuka Facebook, selang beberapa menit kemudian hape berdering dengan sunyi senyap, waktu itu kalo g salah pake ringtone “One Missed call”. ah biarin dulu lah, ganggu orang lagi makan aja. Sampai 5 X hape berdering, gara-gara hp ku biarian aja, temen di sebelahku sempet emosi gara-gara kelakuanku itu. Setelah makan baru ku buka hp dan membaca sms bahwa aku diterima menjadi salah satu pemuda Indonesia. Senangnya bukan main, saking senangnya minuman yang seharusnya di bayarin sama temenku ini secara spontanku bayarin, cuman minumannya aja loh bukan makanannya, hehe

Dua hari setelah itu, dengan sangat bersemangat balik ke Semarang dengan membawa oleh-oleh yang sangat banyak dan hampir seperti orang mau pindahan. Sampai di Semarang, seperti biasa karena dari Surabaya berangkat malam otomatis sampai Terminal Terboyo, Semarang, dini hari, berpikir untuk menelepon salah satu penghuni kontrakan “WismAS”, tapi ku urungkan niatku ini. Akhirnya dengan duit pas-pasan mencoba menego salah satu tukang ojek biar sampai Tembalang jam 6 tepat, biar aku bisa masuk kelas. Setelah setengah hari berjalan duduk di atas kursi kuliahan, dilanjutkan dengan praktikum IPU (Ilmu Penyakit Umum), saat itu sang asisten dosen mbk Ania menjelaskan kalau 2 minggu depan ada praktikum yang tidak boleh ditinggalkan. Panik, Cemas n galau tentunya, akhirnya ku beranikan diri untuk berkomunikasi dengan Sang Asdos, setelah nego beberapa menit, akhirnya dapat jalan keluar juga. Impianku tetap akan terlaksana.

Seminggu kemudian tepatnya hari kamis, setelah mata kuliah dasar promkes, nekat ke stasiun Poncol, Semarang, untuk membeli tiket ke Stasiun Senen, Jakarta. Dalam perjalanannya pun tak luput dari halangan dan rintangan, mulai dari g bawa STNK, macet, dll. Pulangnya pun masih saja harus balik ke kontrakan dulu untuk mengambil jas Praktikum. Sampai kampus pun masih panik karena anak-anak sudah masuk kelas, dan biasanya ada semacam pre test di awal praktikum. Alhamdulillah setelah membuka pintu Laboratorium, ternyata praktikum belum dilaksanakan karena masih menunggu Dosen pendamping.

Jumat, seminggu kemudian, setelah ada beberapa urusan di sana-sini, tubuh ini minta dibaringkan sejenak diatas kasur, tak mau akan hal yang buruk menimpaku lagi, pasang strategi dengan memasang alaram HP dan jam beker. kalau g salah ku set sekitar 17.00, eh gara-gara kecapekan jadi ketiduran sampai pukul 18.18, panik dan cemas datang menyelimutiku lagi, untungnya ada teman kontarakan yang baru pulang kuliah, namanya Desta. Setelah sholat maghrib, dengan terburu-buru mempersiapkan keperluan apa saja yang akan ku bawa ke Ibu Kota Jakarta. Ngebut pastinya untuk mengejar waktu, dalam petrjalanan aku masih saja merenungi keadaanku ini, tapi apa salahnya kalau g di coba dulu, minimal sudah sampai stasiun. Alhasil karena keterambatanku ini, kereta api yang akan kunaiki segera berangkat, tepat setelah menjajakan kaki dan menata barang di atas tempat kursi, kereta sedikit bergerak dan akan memulai perjalanannya. ….. tapi ko cuman sebentar yah bergeraknya, eh ternyata ada pembatalan jadwal, terpaksa harus menunggu sejam lagi untuk perjalanan, dalam penantian sejam ini, aku duduk berhadapan dengan satu anggota keluarga dari Jakarta. Karena merasa bosan juga, akhirnya ku mulai percakapan dengan salah seorang anggota keluarga tersebut, keenakan ngobrol, malahan seorang Ibu menceritakan alur perjalanan kehidupan masa silamnya dan bercerita tentang perjalanan karir anaknya yang seorang penjaga pintu Bus Trans Jakarta, dari cerita ini aku baru tau kalau seorang penjaga pintu harus melewati serangkaian tes seperti CPNS, dan harus berdiri di bawa terik matahari selama kurang lebih 10 jam. Akhir percakapan ini di ikuti dengan bergeraknya lokomotif kereta TawangJaya. Perjalanan panjang menuju Jakarta ku isi dengan tidur, 

Dalam perjalanan mencoba melobi salah seorang teman yang posisinya masih di jakarta. Rencana mau menginap di asrama UIN Jakarta, tetapi baru tau kalau Letak lokasi Pulau Gadung tuh sangat bertolak belakang dengan UIN jakarta. Yah perjalanan tidur ku lanjutkan dulu, biar nanti smpai di Jakarta dalam keadaan fresh. Pukul 04.30 sampai dengan selamat di Stasiun pemberhentian terakhir, Stasiun Senen, Jakarta. langsung menuju mushollah untuk menunaikan sholat subuh sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pulau Gadung. Hp ku hidupkan kembali dengan tujuan supaya dapat pencerahan dari salah seorang teman tentang jakarta dan transportasi yang dapat kujangkau. Salah besar ternyata, mencoba menghubungi semua mahasiswa di pagi hari, dengan berat hari bertanya sana sini, muai dari polisi, tukang parkir dan tukang becak. Akhirnya sampailah di gang kostan temenku yang bernama Cahya. Hampir 1 jam menunggu tanpa kepastian dan lagi-lagi ada saja halangan yang menghamiriku yaitu “LOWBET”. Slepp, mati dah si HP. mencoba berpikir kreatif dan solutif, aha, dapat juga, untung tadi sempet melihat orang jualan bubur ayam khas Jakarta, siapa tau bisa numpang nge-cash HP, eh ternyata sampai sana hilnglah sudah harapan saya, ga ada listrik ternyata. Mencoba memutar otak kembali, dengan melihat daerah sekitar ada apa aja, ada Polres, SPBU dan Superindo. pertama memilih SPBU, dengan perhitungan aku dapat mandi disana dan sambil sholat dhuha, bisa nge-cash HP lah minimal, dan diiringi doa berharap teman saya ini bangun. Mencoba menerapkan prinsip “Sekali dayung, 2,3 pulau terlampaui”. alhamdulillah doaku dikabulkan juga, Hp berdering yang isi dari pesan singkat tersebut, bahwa Cahya sudah akan menjemputku di depan Superindo Tanah Besar. Hampir saja salah orang, eh ternyata tukang parkir, untung saja Cahya menyapaku duluan sehingga g jadi salah orang deh, haha.

Tercengang ketika melihat kontrakan sebesar istana. fasilitas g kurang-kurang, ada TV, WIFI, Kolam renang, AC, ckckck berasa seperti dihotel, yah itulah pandangan pertama kali ke asrama para penerima Beasiswa Animasi Depag RI. setelah berkenalan dengan para penghuni asrama, dilanjutkan dengan beronline-online ria, mencari lokasi tujuan, bukan facebook, foursquare dan mencari spot-spot bagus di jakarta. Eh ternyata baru tau kalau Stasiun Gambir 1 itu sangat dekat dengan tugu monas, haha, jadi ingat terakhir kali maen ke monas waktu lulus Madrasah Ibtidaiyah setara dengan SD. Setelah pematangan persiapan ke Bogor mencukupi. akupun berpamitan untuk melanjutkan perjuangan melanjutkan perjalanan.

Sesampai di stasiun Gambir, aku melihat monas di dekatnya, dengan diimbangi naluri seorang fotografer, mencari celah g ada, malahan melompati pagar pembatas monas-gambir. haha.. tak ingin membuang kesempatan emas dihadapanku, meskipun sempat dilihatin oleh bnayak orang karena kelakuan anehku yang foto-foto sendiri dengan kamera yang sudah ku setting timernya. tak apa lagian mereka tak kenal denganku.

tak lama kemudian, qiraah dari speaker masjid Istiqlal Jakarta mulai terdengar secara jelas yang tadinya masih terdengar sayup-sayup di telinga. Sampai di istiqlal bertepatan dengan Festival Seni Islam Indonesia dan Jambore Santri Nusantara, disanapun aku bertemu dengan ibuku yang menjadi salah satu tamu undangan dari Jawa Timur, senangnya bukan main ketika setelah harus bersusah payah menerjang kerasnya kehidupan Ibu Kota Jakarta. Lumayan aku ditambahi uang jajan, meskipun tak seberapa menurutku, tapi tetep harus berucap syukur alhamdulillah. Setelah pertemuan itu aku bertemu para pemuka-pemuka agama, menteri dan wakil Presiden. akhirnya aku berpamitan untuk melanjutkan perjalananku sekali lagi menuju Kota Hujan Bogor. Sampai di stasiun Gambir pun hampir ketinggalan Bus YLS’11, itupun Bus terakhir yang akan berangkat menuju Villa Ariyanti, Cisarua, Bogor. Didalam bus sempet minder juga karena isinya kebanyakan anak-anak teknik sipil, teknik mesin, maupun anak TI ITB angkatan 2008, anak BINUS, anak UI, Teknik elektro, teknik mesin, teknik sipil UGM dan mungkin hanya aku saja yang berlatar belakang sebagai mahasiswa Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

To be continued…………..

Akhirnya bisa ku lanjutkan kembali setelah laptopku mati, ….

Saat di dalam bus juga rasa minder ini semakin bartambah, isinya anak-anak ras chinese. Tapi tak apa, ini mungkin salah satu jalan kehidupan yang harus kulalui sebelum aku bisa mewujudkan impianku selanjutnya. di dalam bus aku berkenalan dengan salah seorang anak ITB dan anak BINUS dll. ….

Singkat cerita dalam perjalanan lagi-lagi ku isi dengan tidur, ini merupakan efek dari muter-muter Jakarta dengan membawa tas yang hampir 4kg isinya. Perjalanan hampir memakan waktu 4 jam-an menuju Bogor. Setelah terbangun dari tidur lelapku, ternyata sudah sampai di tempat lokasi. Villa Ariyanti, Cisarua, Bogor.

Singkat Cerita lagi, disini aku bisa berdiskusi dengan beberapa pemuda dari Nusantara. Ketemu anak AIESEC-UB, Presiden BEM ITS, Ketua Perkumpulan Seni Budaya Purwokerto, alumni AFS-bandung, Penyiar Radio Lombok FM, Animator, Video Creator, Pengurus LIPI, Founder Garuda Youth Community, anak BESWAN DJARUM, temen-temen CEO, founder komunitas Jendela, Sekolah Rakyat, UNICEF, UNESCO, UNDP, UNV, dll

Sebelumnya mari kuperkenalkan apa itu YLS’11, Masa depan perdamaian global akan terwujud dengan dialog peradaban dunia dan rasa tepo-sliro dalam keragaman budaya, bangsa dan agama. Dunia telah menyaksikan terus meningkatnya konflik yang terjadi karena masalah perbedaan tersebut; terutama dari tekanan yang telah dibuat oleh terorisme dewasa ini. Untuk membangun perdamaian global, ada keniscayaan untuk menyediakan sebuah ruang pertemuan bagi para pemimpin muda dari berbagai latar belakang. Dalam forum tersebut mereka berdialog membahas berbagai isu ang dihadapi, baik dalam masalah sosial maupun ekonomi. Forum ini sekaligus sebagai wadah bagi mereka untuk memberkan solusi dalam mengatasi beragam masalah tersebut. Young Leaders Sumiit 2011 menawarkan sebuah platform berskala nasional bagi para pemimpin muda untuk berbagi pengalaman dalam ‘best practice’ sekaligus menjadi wadah bagi mereka untuk mengembangkan strategi-kolaboratif dlam ranah pengabdian masyarakat, wirausaha sosial, peduli kesehatan, menajemen pengaturan air sehat dan berbegai macam problem nasional.

Young Leaders Summit adalah sebuah program yang menaungi para pemimpin muda seluruh Indonesia untuk bertukar ide dan gagasan agar dapat saling belajar dalam pengabdian masyarakat. Tujuan utama program ini adalah menjaga keharmonisan dalam erbedaan budaya, bangsa dan agama. Sekitar 100 pemimpin muda mewakili beragam organisasi dan komunitas di seluruh Indonesia menghadiri acara besar berskala nasional ini. mereka memaparkan pengalaman terbaiknya dalam oengabdian masyarakat, wirausaha sosial dan berbagai ide inovatif dalam membangun karakter bangsa. YLS ini merupakan bagian dari Global Peace Volunteer (GPV) yaiutu sekumpulan pemimpin muda dari pelbagai penjuru dunia yang mewakili keragaman keluarga manusia. mereka sendiri berdiri di atas prinsip yang sama dan berkomitmen penuh dalam menggencarkan rekonsiliasi, menghilangkan batas-batas dalam rangka upaya membangun perdamaian berdasarkan prinsip-pinsip perdamaian.

Istirahat sebentar ah… jangan terlalu serius, 

5 menit kemudian….

Tujuan diadakannya kegatan ini kalau ga salah seperti ini :

1. memberikan cara pendang baru mengenal beragam isu, persahabatan lintas batas, kerjasama antar-agama dan antar budaya kepada para pemimpin muda.

2. memprakarsai jaringan pemuda seluruh Indonesia untuk perdamaian yang akan menyajikan ruang ide kreatif, interaksi dan gerakan sosial.

3. mewujud sebagai forum bagi para pemimpin muda untuk bertukar ide dan gagasan sekaligus berbagi pengalaman dlaam menjalani ‘social project’ dan ‘social entrepreneurship’

4. mempromosikan pentingnya realisasi aktifitas dan wirausaha sosial dalam memberdayakan masyarakat.

Deskripsi Proyek Young Leaders Summit 2011 on Changing Indonesia akan membantu para pemimpin muda untuk belajar dan berbagi pengalaman dalam proyek dan wirausaha sosial serta mengembangkan pengertian yang sama, persahabatan dan jaringan global dalam bekerjasama. melalui berbgai ide tentang visi dan misi yang bermakna, para pemimpin muda diharapkan akan meyakini bahwa mereka dapat menjadi agen perdamaian sejak dini. Dengan tema ” Moral and Innovative Young leaders summit for Indonesia “, YLS 2011 ini mengumpulkan sekitar 100 pemimpin muda (umur 18-35) dari seluruh Indonesia yang berkomitmen dalam membangun perdamaian dan meraih perdamaian global.

Implementasi dan rencana Yong Leaders Summit 2011 akan memberdayakan seluruh peseta melalui Focus Group Discussion, workshop, pengabdian sosial, pembangunan perdamaian, peranan sebagai agen perubahan, refleksi, berbagi pengalaman dan beberapa materi. Di dalam forum ini juga terdapat aturan ‘family group’, pertunjukan budaya, aksi sosial, pameran kebudayaan dan perhatian para pemuda. Output dan Expected Outcome mungkin seperti ini kalau seingatku:

- Terwujudnya jaringan pemuda berskala nasional dalam mengembangkan perdamaian melalui wirausaha sosial

- Munculnya ide kreatif dari para pemimpin muda tentang aksi yang strategis dan rekomendasi dalam meraih perdamaian global

- “YOUNG LEADERS SUMMIT 2011 ON CHANGING INDONESIA” merefleksikan berbagai pengalaman para pemuda dari beragam latar belakang, agama dan budaya.

- Para pemuda dapat lebih aktif dalam proyek dan wirausaha sosial; aktifitas ini dapat memberdayakan masyarakat dan memberikan pengaruh positif dalam berbagai aspek kehidupannya.

Kegiatan disini kemarin diisi oleh Wakil Global Peace Foundation dari New York – Poon Yong Cing Mi, Duta Global Peace Hongkong – James, Kang Goris Mustakim, Pemenang international e-bussines. dan tak mau melewatkan moment ini, mencoba untuk menjadi juru potret keliling, dan hasilnya dapat anda nikmati di album foto ku di Facebook. 

Acara ini ditutup dengan pagelaran seni budaya Indonesia. kelompokku yang tadinya cowo’nya ada 3, eh sekarang malah tinggal aku seorang, awalnya ku mengelak, tapi siapa lagi kalau bukan aku sendiri yang harus sebagai karakter utama dari Pulau Dewata. Dengan keterbatasan yang ada, kami semua merubah konsep yang semula dari theatrikal drama, menjadi threatikal solo drama, saat itu aku menjadi Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, yang membawakan pembacaan Surat I Gusti Ngurah Rai kepada Belanda, pembacaan puisi Chairul Anwar, dan Lagu Gugur Bunga.

Tiga hari kami disatukan dalam acara ini, akhirnya waktu berpisahpun tiba. Aku naik Bus bersama dengan beberapa Panitia acara dan pada saat pulangpun terlintas dan terlihat dari dalam bus ada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang. hampir 16 mobil mewah ringsek tak beraturan bentuknya, di dalam bus kami masih sempat berkenalan dengan peserta yang belum ku kenal, salah satunya ialah anak FK UI yang kemaren menyambet juara 1 kontes kostum cover Hi lo.

Tidur, yah perjalanan ini ku awali dengan tidur dan ku akhiri dengan tidur juga, hehe. tepat pukul 7 malam kita berpisah di depan Pintu Masuk Monumen Nasional, Jakarta. Karena tak ingin rugi, aku bersama beberapa teman dari UNDIP merencanakan untuk singgah di salah satu kakak kelas teman kami yang dia juga founder EUREKA TOUR. Menginap beberapa hari disana dan sempat maen-maen di kampus UI Depok sebelum pulang ke Semarang Kaline Banjir.